KJFD Kebijakan Publik dan Governansi Lakukan FGD Tentang Agile Governance Dalam Penanganan Stunting
SIAK - Kegiatan _Focus Group Discussion (FGD)_ bertajuk " _Agile Governance_ dalam Penanganan Stunting," yang diselenggarakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional Dosen (KJFD) Kebijakan Publik dan Governansi, (16/10/24).
Acara ini dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Sujianto, M.Si., selaku Ketua KJFD, didampingi oleh tim peneliti, yakni Dr. Hasim As’ari, S.Sos., M.Si., Hafzana Bedasari, S.Sos., M.Si., serta Masrul Ikhsan, S.Sos., M.Si.
Kegiatan FGD tersebut berfokus pada penerapan tata kelola yang menekankan fleksibilitas, kolaborasi, dan adaptabilitas dalam proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan dalam upaya menangani stunting di wilayah tersebut.
Ketua peneliti, Hafzana Bedasari, S.Sos., M.Si., memimpin diskusi bersama para peserta yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Hadir dalam kegiatan ini, Suhendro, S.IP., M.IP., selaku Kerani Kampung Laksamana, anggota Lembaga Kemasyarakatan Kampung, Ketua PKK, kader Posyandu Sumber Sari dan Dahlia, tenaga pendidik PAUD dan TK, ahli gizi dari Puskesmas Sabak Auh, serta tokoh masyarakat Kampung Laksamana.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Sujianto menyampaikan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam penanganan stunting.
“Agile governance mengedepankan fleksibilitas dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan. Kami berharap diskusi ini mampu menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diterapkan oleh pemerintah desa dan masyarakat,” ujar Prof. Sujianto.
Sementara itu, Hafzana Bedasari, selaku ketua peneliti, menambahkan bahwa pendekatan partisipatif ini memungkinkan semua pihak untuk berbagi pengalaman dan solusi.
“Kita ingin memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah desa hingga kader Posyandu, dapat berkontribusi aktif dalam penanganan stunting. Dengan demikian, kita bisa memastikan tumbuh kembang anak-anak di Kampung Laksamana lebih terjamin,” jelasnya.
Suhendro, Kerani Kampung Laksamana, mengapresiasi inisiatif ini dan berharap agar hasil dari diskusi ini dapat diimplementasikan di lapangan.
“Kami berterima kasih atas perhatian tim peneliti terhadap isu stunting di kampung kami. Harapannya, dengan adanya masukan dari berbagai pihak, strategi penanganan stunting bisa lebih tepat sasaran dan berdampak positif bagi masyarakat,” kata Suhendro.
Kegiatan FGD ini juga membahas tantangan yang dihadapi dalam penanganan stunting, seperti keterbatasan akses terhadap gizi yang memadai, serta perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk anak-anak. Berbagai masukan dan saran dari peserta FGD diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak di Kampung Laksamana melalui tata kelola yang lebih adaptif dan kolaboratif.
Dengan adanya FGD ini, diharapkan pemerintah desa dan masyarakat dapat merumuskan langkah-langkah konkret untuk mengatasi stunting, mengingat pentingnya generasi muda yang sehat sebagai investasi masa depan daerah. Kegiatan ini menjadi wujud nyata dari sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.***
Komentar Via Facebook :